Kamis, 10 Mei 2018

MAKALAH ALAT PEMUPUK TANAMAN


MAKALAH
ALAT PEMUPUK TANAMAN
Dosem Pengampu : Dr.Ir. Soesilo Wibowo, MS.


Disusun Oleh :
Zawad Mushappudin
NIRM.04.1.15.0717
Tingkat 1A






JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2016



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat  dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah Alat dan Mesin Pertanian yang berjudul Alat Pemupuk Tanaman.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Tugas makalah Alat dan Mesin Pertanian ini, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Dr.Ir. Soesilo Wibowo, MS.
Dalam segala hal tidak ada kata yang sempurna, termasuk dalam pembuatan tugas makalah ini, untuk  itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya.




     Bogor, Februari 2016

                                                                                         Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i      
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1  Latar Belakang ..........................................................................................  1
1.2  Tujuan......................................................................................................... 2
1.3  Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pemupukan............................................................................... 3
2.2 Sasaran........................................................................................................ 3
2.3 Penggunaan Alat Pemupuk Tanaman......................................................... 4
2.4 Pelaku Alat Pemupuk Tanaman................................................................. 5
2.5 Alat dan Mesin Pemupukan....................................................................... 5
2.6 Jenis-Jenis Penjatah Pupuk .......................................................................  11
2.7 Mekanisme Kerja Alat Pemupuk Tanaman................................................ 14
2.8 Mesin Pemupuk Kelapa Sawit……………………………………………………………..……...  19
BAB III PENUTUP........................................................................................ 24
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN







DAFTAR TABEL
No.
Judul Tabel
Halaman
1.
Tabel 1. Volume hopper pupuk hasil perhitungan
16
2.
Tabel 2. Data dosis (penjatahan) pupuk per meter alur pupuk
17
3.
Table 3. Data hasil perhitungan dosis pupuk per putaran
17
4.
Tabel 4. Data hasil perhitungan volume pupuk per putaran   rotor
18
5.
Tabel 5. Fungsional mesin pemupuk kelapa sawit
19




DAFTAR GAMBAR
No.
Judul Gambar
Halaman
1.
Gambar 1. Alat Penyebar Pupuk Semi Mekanis
       6
2.
Gambar 2. Bagian-bagian Alat Penyebar Pupuk Kandang
       8
3.
Gambar 3. Alat Penyebar Pupuk Butiran
       9
4.
Gambar 4. Alat penyebar pupuk andhyrous ammonia
10
5.
Gambar 5. Penjatah tipe Star Wheel Feed (Srivastava et al., 1993).
11
6.
Gambar 6. Penjatah tipe piringan berputar (Srivastava et al., 1993).
12
7.
Gambar 7. Penjatah tipe ulir rapat (close fitting auger)
(Srivastava et al., 1993).
12
8.
Gambar 8. Penjatah tipe rotor bercelah (edge-cell rotor)
13
9.
Gambar 9. Penjatah sabuk berputar
13
10.
Gambar 10. Penjatah rol beralur
14
11.
Gambar 11. Penjatah aliran gravitasi
14
12.
Gambar 12. Sketsa traktor roda dua
15
13.
Gambar 13. Konsep hopper dan metering device pemupuk (Sembiring et al.,2000).
15
14.
Gambar 14. Rancangan saluran pengeluaran pupuk
18
15.
Gambar 15. Rangka mesin pemupuk kelapa sawit
20
16.
Gambar 16. Hopper dan metering device mesin pemupuk kelapa sawit
21
17.
Gambar 17. Sistem transmisi mesin pemupuk
22
18.
Gambar 18. Komponen pengolah dan pembenam pupuk di dalam tanah
23




DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul Lampiran
Halaman
1.
Lampiran 1. Gambar mesin pemupuk Traktor tangan dan mesin pemupuk Traktor roda 4.
26
2.
Lampiran 2. Gambar mesin pemupuk dengan rotari tiller dan rotavator pada kedalaman 10 cm (menggunakan pisau tipe L).
26
3.
Lampiran 3. Gambar  Prototipe mesin pemupuk laju variabel 4 jalur.
27





BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. Disamping itu pupuk dapat diberikan melalui batang atau daun sebagai larutan. Pupuk diperlukan apabila tanah sudah miskin akan zat hara, karena telah lama diusahakan.
Pupuk dapat diberikan kepada tanah dalam beberapa bentuk, seperti misalnya pupuk kandang, bentuk butiran, peluru atau pellet, dan pupuk dalam bentuk cairan serta gas. Untuk menangani tipe-tipe pupuk ini, diperlukan peralatan khusus, yang diberikan kepada tanah dan tanaman budidaya dengan berbagai cara pada tahap-tahap pembudidayaan yang berlainan. Sebagai contoh, pupuk kandag dari kebun biasanya disebarkan diatas lahan dengan penyebar pupuk sebelum penyiapan lahan tanam.
Cara penempatan pupuk dan pemberian pupuk dalam tanah yang tepat merupakan hal sangat penting. Agar pupuk dapat dimanfaatkan tanaman secara baik, pupuk harus berada dalam daerah perakaran. Pupuk tanaman dapat berbentuk padat, cair atau gas. Pupuk tersebut dapat diberikan melalui beberapa cara. Pemberian dapat dilakukan dengan menggunakan alat penyebar pupuk.
Peningkatan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian. Petani sebagai tulang punggung pertanian Indonesia tentu tidak membutuhkan teknologi super canggih, melainkan sederhana, murah, dan efisien.
Keadaan saat ini menunjukkan, kemampuan petani untuk mengakses teknologi, seperti alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor (roda dua dan empat), pompa air, transplanter (alat tanam padi),     

dryer (pengering), dan alat perbengkelan, masih terbatas. Dalam rangka peningkatan kapasitas, kualitas kerja dan efesiensi biaya dari alat dan mesin untuk mendukung kegiatan pertanian, saat ini telah banyak dikembangkan peralatan yang inovatif dan spesifik lokasi khususnya kondisi usaha tani di Indonesia, karena ternyata penggunaan alat dan mesin pertanian, implement pengolahan tanah, alat tanam dan pemupuk terbukti mampu meningkatkan kapsitas kerja lima hingga enam kali lipat dibandingkan dengan cara manual (Sembiring, et al., 2000; Virawan, 1989; Pitoyo, et al., 2006).
Walau demikian, peningkatan kapasitas kerja dan efesiensi biaya masih dapat ditingkatkan dengan cara menggabungkan (mengintegrasikan) tiga kegiatan yaitu pengolahan tanah, penanaman dan pemupukan sekaligus menggunakan sebuah mesin yang terintegrasi. Dengan pengintegrasian tiga aktivitas alat menjadi satu kali lintasan diharapkan dapat memangkas waktu kerja dan biaya hingga sepertiga kalinya.
1.2  Tujuan
Makalah ini diharapkan bermanfaat sesuai dengan tujuan penulisannya. Berdasarkan hal tersebut tujuan dari peulisan makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian kegiatan pemupukan.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam alsintan pemupukan beserta bagian dan fungsinya.
1.3  Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan Mahasiswa/Mahasiswi agar dapat memahami tentang alat dan mesin pertanian khususnya di bidang pemupukan.




BAB II

PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Pemupukan
Pemupukan merupakan usaha memasukan zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. (Pratomo dan Irwanto, 1983). Menurut Smith (1977), pemupukan di perlukan bagi tanah-tanah yang mengalami kekurangan hara tanaman. Hara tanaman dapat berkurang bila tanah telah ditanami dalam jangka waktu yang lama. Tanah berpasir mengalami penurunan hara tanah terus menerus karena pencucian oleh air hujan atau air irigasi. Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk kandang, bubuk, butiran, cairan dan gas. Sementara itu untuk mempermudah aplikasi pemberiannya diperlukan alat dan mesin pemupukan.
Cara penempatan pupuk dan pemberian pupuk dalam tanah yang tepat merupakan  hal  sangat penting. Agar pupuk dapat dimanfaatkan tanaman secara baik, pupuk harus  berada dalam daerah perakaran. Pupuk tanaman dapat berbentuk padat, cair atau gas. Pupuk tersebut dapat diberikan melalui beberapa cara. Pemberian dapat dilakukan dengan menggunakan alat penyebar pupuk.
Menurut (Anonim1, 2010) tanaman diberikan pemupukan, jika:
1.      Tanah miskin hara
2.      Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
3.      Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulma.
4.      Ingin meningkatkan hasil pertambahan pertumbuhan (riap volume) per satuan luas pada akhir daur.
2.2  Sasaran
Petani yang memiliki lahan cukup luas seringkali menghadapi hambatandalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya

terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih     rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian, apalagi dengan sistem pertanian tradisional. Oleh karenanya keberadaan mesin pertanian dapat meningkatkan produktifitas dan efektifitas kerja.
Peningkatan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian. Petani sebagai tulang punggung pertanian Indonesia. Oleh karena itu, baik petani maupun pelaku agribisnis yang bergerak dibidang pertanian merupakan sasaran utama dalam penggunaan alat pemupuk tanaman ini.
2.3  Penggunaan Alat Pemupuk Tanaman
Alat pemupuk tanaman biasanya banyak dipergunakan pada perkebunan-perkebunan besar seperti kelapa sawit, tetapi petani-petani juga biasanya menggunakan alat ini tetapi dalam skala yang lebih kecil.
Berbagai macam alat dan mesin pertanian, khususnya alat alat pemupuk tanaman digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian, yang digunakan untuk memberikan dosis pupuk yang lebih tepat dan mudah. Pemupukan merupakan usaha memasukan zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan.
Penggunaan alat pemupuk tanaman  pada umumnya bertujuan untuk :
1.        Memberikan unsur hara pada tanaman yang merupakan bahan makanan untuk tanaman.
2.        Meningkatkan produktivitas tanaman.
3.        Membantu pelaku alat pemupuk tanaman dalam pemberian pupuk bagi tanaman.


2.4  Pelaku Alat Pemupuk Tanaman
Petani dan pelaku agribisnis yang mempunyai lahan pertanian, harus mampu dalam mengoperasikan alat pemupuk tanaman  sehingga dengan cepat dan mudah dalam pemberian pupuk kepada tanaman tersebut. Petani atau pelaku agribisnis ini sebagai pelaku atau operator dianggap lebih baik dalam mengoprasikan alat pemupuk tanaman dari pada orang lain, karena petani tersebut lebih mengetahui tentang kondisi lahannya.
Petani atau pelaku agribisnis yang mempunyai kepentingan dalam mengoperasikan alat pemupuk/penjatah tanaman adalah petani yang memiliki kepentingan dalam melakukan pemupukan bagi tanaman tersebut. Dalam mengoperasikan alat pemupuk/penjatah tanaman petani harus mampu dan terampil, agar hasil yang didapatkan memuaskan dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka.
2.5  Alat dan Mesin Pemupukan
Pupuk tanaman dapat berbentuk padat, cair atau gas. Pupuk dapat diberikan melalui beberapa cara. Pemberian dapat dilakukan dengan menggunakan alat penyebar pupuk. Alat dan mesin penyebar pupuk mempunyai bentuk  bermacam-macam. Konstruksi dari alat tergantung dari macam pupuk yang akan diberikan. Pada prinsipnya, antara jenis alat penanam dan alat pemupuk terdapat beberapa persamaan dalam prinsip kerja. Persamaannya antara lain adanya pembuka alur, mekanisme penjatuhan pupuk atau benih, penutup alur dan tempat pupuk atau benih (Anonim2, 2014).
Berdasarkan sumber tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat,alat pemupukan dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1.         Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia
2.         Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan
3.         Alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor
a)      Alat Pemupukan Dengan Sumber Tenaga Manusia
Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.      Tradisional
Cara tradisional ini masih banyak dipergunakan petani di Indonesia. Pupuk sampai ke permukaan tanah dengan cara disebar dengan menggunakan tangan. Untuk maksud tersebut digunakan pupuk dalambentuk butiran kering. Pupuk diangkut ke lapangan dengan menggunakan keranjang atau karung. Sedangkan pada pembenaman pupuk kandang dengan menggunakan cangkul. Kelemahan cara tradisional antara lain adalah, hanya baik untuk pupuk padat dan kering, disamping hasil sebarannya yang kurang seragam.
2.      Semi Mekanis
Gambar 1. Alat Penyebar Pupuk Semi Mekanis
Alat penyebar semi mekanis biasanya dipergunakan untuk menyebarkan pupuk butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan pengeluaran pupuk diatur oleh perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dalam operasinya alat ini dikaitkan dengan alat tanam. Alat penyebar pupuk semi mekanis dapat menyebar pupuk sebanyak100 kg sampai 1.400 kg setiap hektar dengan jarak alur 30 cm. Kapasitas dari corong pemasukan (Hopper) antara 14 kg sampai 30 kg.
Bagian-bagian penting dari alat terdiri dari:
a.       Tangkai kendali : gunanya untuk mengendalikan alat supaya jalannyalurus

b.      Corong pemasukan (hopper) : berguna untuk menyalurkan pupuk tanah
c.       Roda penggerak : berguna untuk memudahkan jalannya alat dansebagai sumber tenaga pemutar bagian ”pengatur” jatuhnya pupuk.
d.      Pengatur penjatuhan pupuk : berguna untuk menentukan jumlahpupuk yang dikeluarkan/dijatuhkan ke atas tanah.
e.       Pembuka alur : berguna untuk membuka tanah yang akan ditempatipupuk.
f.        Penutup alur : berguna untuk menutup tanah yang akan ditempatipupuk.
g.      Saluran pupuk : berguna untuk menyalurkan pupuk agar diperolehketepatan penjatuhan pupuk diatas tanah
b)     Alat Pemupuk Dengan Sumber Tenaga Hewan
Pupuk padatan banyak dipergunakan pada peralatan yang ditarik oleh hewan. Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan dengan alat penanam benih. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
1.      Pembukaan alur
2.      Mekanisme penjatuhan pupuk granular
3.      Penutupan alur
c)      Alat Pemupuk Dengan Sumber Tenaga Traktor
Menurut Smith et al. (1977) Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai bentuk  bermcam-macam. Atas dasar pupuk yang dipergunakan,maka mesin dapat digolongkan menjadi 3 yaitu, alat penyebar pupuk kandang (Manure Spreader), alat penyebar pupuk butiran (Granuler Fertilizer Distributor) dan alat penyebar pupuk cair dan gas (Equipment for Applying Liquid and Gas Fertilizer).
1.      Alat penyebar rabuk (pupuk kandang)
Fungsi alat ini membawa pupuk kandang ke lapang, menghancurkan dan menyebarkannya diatas tanah secara seragam. Penyebaran biasanya dilakukan sebelum pengolahan tanah pertama. Dengan pengolahan tanah pupuk diharapkan bercampur dengan tanah.

Dalam operasinya alat berada dibelakang traktor. Biasanya alat beroda dua, tetapi ada juga yang beroda empat sehingga dapat ditarik oleh traktor dan hewan. Tenaga untuk operasi peralatan penyebaran pupuk berasal dari perputaran roda bagian belakang melalui transmisi rantai atau ”Power TakeOff” (PTO) traktor.
Kapasitas alat penyebar pupuk antara 40 sampai 150 busel, dan ukuran yang banyak digunakan antara 60 sampai 80 busel. Dibandingkan dengan menggunakan tangan maka alat ini lebih cepat dan lebih seragam hasil sebarannya, serta menghemat tenaga kerja.

Gambar 2. Bagian-bagian Alat Penyebar Pupuk Kandang

Bagian-bagian dan kegunaan alat:
a.         Tempat pupuk organik: berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan pupuk yang akan disebarkan.
b.        Widespread device: berfungsi menyebarkan rabuk yang sudah haluskepermukaan tanah secara seragam. Alat ini terletak dibelakang bagian bawah pada kotak.
c.         Konveyor: berguna untuk mengangkut rabuk ke bagian kotak. Gerakan konveyor antara 2.54 sampai 7.62 cm untuk setiap menit. Kecepatankonveyor dapat diatur melalui pengungkit.
d.        Titik hubung dengan PTO.
e.         Rantai transmisi sebagai penyalur tenaga penggerak.


f.          Roda trailer: untuk menggerakkan alat pemupuk.
g.        Penghancur (Beater): berfungsi menghancurkan bongkahan-bongkahan rabuk menjadi bagian-bagian yang lebih halus, dan selanjutnya menyalurkannya ke ”Widespread device”.
2.      Alat penyebar pupuk granular
Selanjutnya menurut Kepner et al. (1978), peralatan penggunaan pupuk butiran kering dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, menjatuhkan pupuk dalam alur/baris (Band Aplicator) dan dengan cara disebar (Broadcast Aplicator).
Prinsip kerja dari alat penyebar pupuk granular sama dengan prinsip kerja alat penanam benih, bahkan terdapat beberapa alat yang memiliki dua fungsi sebagai penanam benih dan penyebar pupuk granular. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
a.       Pembukaan alur
b.      Mekanisme penjatuhan pupuk granular
c.       Penutupan alur
Gambar 3. Alat Penyebar Pupuk Butiran

Bagian alat penyebar pupuk butiran yaitu:
a.       Corong pemasukan: untuk menyalurkan dari alat ke tanah.
b.      Matering device: untuk mengatur jumlah pupuk yang dikeluarkan/diperlukan.
c.       Tabung pengeluaran: membawa pupuk yang keluar dari corong pemasukan kedalam tanah.

d.      Pembuka alur: membuka tanah yang akan ditempati oleh pupuk. Alat pembuka ini dapat berupa pahat  (chisel), pisau ataupun piring.
e.       Saluran pupuk: untuk menyalurkan pupuk dan untuk memperoleh ketepatan penjatuhan pupuk diatas tanah.
3.      Alat penyebar pupuk cair dan gas
Penempatan pupuk cair dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a.       Penempatan di bawah permukaan tanah: penempatan pupuk dibawah permukaan tanah memerlukan peralatan khusus untuk membuka alur sehingga pupuk dapat disebarkan. Contoh pupuk yang ditempatkan di bawah permukaan tanah adalah andhyrous ammonia.
Gambar 4. Alat penyebar pupuk andhyrous ammonia dan bagiannya
Bagian-bagian alat penyebar pupuk andhyrous ammonia:
a.       bentuk pisau pembuka alur
b.      saluran pupuk cair
c.       lubang pengeluaran
d.      tangki pupuk anhydrous ammonia
e.       roda pembantu
b.      Penempatan pada permukaan tanah: pada cara ini penyebaran pupuk dapat dilakukan dengan tanpa tekanan. Alat penyebar pupuk ini serupa dengan sprayer. Pupuk dapat disemprotkan bersama-sama insektisida.
c.       Penempatan dalam air irigasi: pupuk cair juga dapat disebarkan melalui air irigasi. Pemberian bersamaan dengan air irigasi sehingga

dapat menghemat tenaga kerja dan alat. Kekurangan cara ini antara lain, hanya mungkin dilakukan bila tanaman memerlukan air dan kemungkinan penguapan pupuk melalui air.
2.6  Jenis-Jenis Penjatah Pupuk
Matering device (penjatah) merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran pupuk sehingga pupuk dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman pupuk.
Beberapa alat pengeluaran pupuk yang sering digunakan menurut Kepner (1978) adalah :
a.      Roda bintang (star wheel feed)
Pupuk yang akan di distribusikan ditempatkan di antara roda-roda binatang, kemudian jatuh ke dalam tabung pengeluaran secara gravitasi.   Sebelum bahan masuk ke dalam tabung pengeluaran bahan yang terbawa di atas roda bintang di potong oleh pintu pengeluaran. Kapasitas pengeluaran (feed rate) diatur dengan mengatur tinggi rendahnya lubang pemasukan di atas roda bintang.
Gambar 5. Penjatah tipe Star Wheel Feed (Srivastava et al., 1993).
b.      Piringan berputar (rotating bottom)
Penjatah tipe ini terdiri dari sebuah pacul stasioner yang memisahkan pupuk dari piringan berputar di bawah tangki pupuk, mengarahkannya ke sisi mangkuk, dan memasukkannya ke saluran pupuk.  

Banyaknya pupuk yang dikeluarkan diatur dengan menyetel pintu pengeluaran di sisi lubang pengeluaran. Terkadang ada dua pintu pengeluaran yang dapat memberikan pemupukan dua baris dengan satu hopper pupuk..
Gambar 6. Penjatah tipe piringan berputar (Srivastava et al., 1993).
c.       Ulir (auger)
alat pengeluaran pupuk berupa sekrup. Besar kecilnya pengeluaran pupuk diatur dengan mengubah rasio kecepatan antara sekrup dengan roda penggerak .
Gambar 7. Penjatah tipe ulir rapat (close fitting auger)
(Srivastava et al., 1993).
d.      Rotor bercelah (edge cell)
Roda penjatah dipasangkan pada jarak yang diperlukan sepanjang hopper dan diputar oleh poros berpenampang segiempat. Lebar rotor antara 6 mm hingga 32 mm digunakan untuk pemberian dosis yang berbeda. Laju pengeluaran pupuk diatur dengan merubah kecepatan putar porosnya (Srivastava et al., 1993).

Gambar 8. Penjatah tipe rotor bercelah (edge-cell rotor)

(Srivastava et al., 1993).

e.       Sabuk berputar (belt type)
Penjatah tipe sabuk digunakan untuk aplikasi pupuk dalam jumlah besar, seperti penebar pupuk tipe broadcaster dengan hopper yang besar. Sabuk berupa sebuah sabuk kawat (bahan stainless steel) atau bahan kain berkaret. Pengeluarannya dapat dipisah ke dalam dua atau lebih aliran pengeluaran sesuai kebutuhan.

Gambar 9. Penjatah sabuk berputar
f.        Rol beralur (fluted roll)
Penjatah  tipe  ini  terdiri  dari  sebuah  rotor  bersudut  atau  rol  beralur  di  atas  pintu pengeluaran  yang  dapat  diatur dan  rotor  tersebut  digerakkan  oleh  roda penggerak (ground wheel). Bagian hopper memiliki dua atau empat pintu pengeluaran yang pengeluarannya dapat digunakan secara terpisah atau digabungkan. Rotor-rotor cukup rapat dengan dasar hopper sehingga menghasilkan penutupan positif ketika rotor tidak berputar.


Gambar 10. Penjatah rol beralur
g.      Aliran gravitasi (gravity flow)
Gambar 11. Penjatah aliran gravitasi
2.7  Mekanisme Kerja Alat Pemupuk Tanaman
Pada prinsipnya, antara jenis alat penanam dan alat pemupuk terdapat beberapa persamaan dalam prinsip kerja. Persamaannya antara lain adanya pembuka alur mekanisme penjatuhan pupuk atau benih, penutup alur dan tempat pupuk atau benih. Dengan demikian, untuk beberapa jenis alat pemupuk yang didorong tenaga manusia atau ditarik hewan atau traktor prinsip kerjanya sama dengan alat penanaman.
Rangka utama alat pemupuk tanaman berfungsi menopang hopper pupuk, roda penggerak metering device dan sekaligus penggandeng mesin penanam dan pemupuk dengan traktor roda dua. Bentuk rangka utama di rancang berdasarkan bentuk rotary tiller.



                  Titik gandeng
Dek rotary tiller
Gambar 12. Sketsa traktor roda dua

Rangka utama terbuat dari plat baja dengan panjang dan lebar disesuaikan denga profil dek. Pada rangka terdapat dudukan yang merupakan tempat masuknya poros penggerak metering device benih dan pupuk.
Kotak (hopper) pupuk berada di atas rotary tiller yang merupakan pelengkap traktor dari pabriknya, di mana hopper hopper pupuk berada di sebelah kanan. Ukuran kotak pupuk terbatas dengan ruang yang tersedia pada bagian atas dek rotary tiller.
Gambar 13. Konsep hopper dan metering device pemupuk (Sembiring et al.,2000).

Ukuran kotak pupuk dibatasi oleh ruang yang tersedia pada bagian atas rotari tiller, sehingga lebar kotak maksimal 30 cm dengan tingginya 22 cm. Volume kotak pupuk dapat ditentukan dengan memperhatikan kebutuhan dosis pupuk per

hektar, berat jenis pupuk dan efesiensi pengisian pupuk. Volume kotak pupuk dapat ditentukan menggunakan persamaan:
Keterangan
Vhp : volume kotak pupuk (cm3)
A : luas lahan pemupukan sekali mengisi kotak pupuk (1350 m2)
D : dosis pemupukan ( 150kg/ha Urea, 200 kg/ha TSP, 100 kg/haKCLl)
u : jumlah unit mesin pemupuk dalam satu lintasan operasi (1 unit)
ρp : keraptan isi pupuk (Urea 0.715 g/cm3,TSP 1.130 g/cm3,KCl 0.987g/cm3)
Dengan menggunakan rumus volume di atas maka diperoleh data kebutuhan kotak pupuk seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Volume hopper pupuk hasil perhitungan
Pupuk
A (m2)
ρp
(g/cm3)
U
(unit/lintasan)
Dosis
(kg/ha)
Vhp
(cm3)
Massa
(gram)
Urea
1350
0.715
1
150
2723
1947.1
TSP
1350
1.130
1
200
2297
2596.2
KCl
1350
0.987
1
100
1315
1298.1
Jumlah
6335
5741.4

Kotak pupuk dirancang terbuat dari plat stainless steel dengan tebal 1 mm, dengan tujuan agar kotak pupuk tidak mudah terkorosi akibat reaksi dengan pupuk. Kotak pupuk berada di atas dek rotari sebelah kanan dengan ukuran yang disesuaikan dengan ruang yang ada. Kotak pupuk berada di atas metering device pupuk dengan badan kotak menyandar pada penyangga kotak pupuk yang terdapat pada bagian rangka utama.
Penjatah pupuk dirancang berdasarkan dosis pupuk yang akan diberikan pada saat proses penanaman. Dari dosis pupuk per hektar (Urea 150 kg/ha, TSP 200 kg/ha dan KCL 150 kg/ha) yang akan diberikan, akan diketahui dosis (penjatahan) pupuk per meter alur pupuk dengan mempertimbangkan jarak antar baris tanaman.

Pp adalah dosis pupuk per meter alur tanaman, Dp adalah dosis pupuk per hektar dan a adalah jarak antar baris tanaman. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut diperoleh dosis pupuk per meter alur tanaman seperti pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Data dosis (penjatahan) pupuk per meter alur pupuk
Pupuk
Dp
(kg/ha)
A
(m)
Pp
(g/m)
Urea
150
0.75
11.25
TSP
200
0.75
15.00
KCL
100
0.75
7.50
Jumlah
450
33.75
Dari data dosis pupuk per meter alur tanaman, dengan mempertimbangkan sistem transmisi (sproket dan rantai), ukuran diameter roda penggerak dan toleransi macet roda penggerak sebesar 5%, maka akan diperoleh penjatahan pupuk per putaran rotor metering device.
P1put adalah dosis (penjatahan) pupuk per per putaran rotor metering device, G1 adalah jumlah gigi sproket pada poros penggerak metering device utama (18 gigi), G2 adalah jumlah gigi sproket pada poros roda penggerak (14 gigi), dan d adalah diameter roda penggerak. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut diperoleh dosis (penjatahan) pupuk per putaran rotor metering device seperti pada Tabel 3di bawah ini.
Table 3. Data hasil perhitungan dosis pupuk per putaran
Pupuk
Pp
(g/m)
G1
(gigi)
G2
(gigi)
d
(cm)
P1put
(g/putaran)
Urea
11.25
14
18
30
14.31
TSP
15.00
14
18
30
19.08
KCL
7.50
14
18
30
9.54
Jumlah
33.75
42.93


Kemudian dari data dosis pupuk per putaran rotor metering device dengan mempertimbangkan massa jenis pupuk akan diketahui volume pupuk per putaran rotor.
V1put adalah volume pupuk per putaran rotor dan Pp adalah massa jenis pupuk. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut diperoleh volume pupuk per putaran rotor seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Data hasil perhitungan volume pupuk per putaran rotor
Pupuk
P1put
(g/putaran)
ρp
(g/cm3)
V1put
(cm3/putaran)
Urea
14.31
0.715
20.01
TSP
19.08
1.130
16.88
KCL
9.54
0.987
9.66
Jumlah
42.93
46.55

Saluran pengeluaran pupuk yang dirancang (lihar Gambar 14) terbuat dari stainless steel dengan tujuan agar tidak mudah berkarat. Pada bagian ujungnya dilengkapi dengan pembuka alurnya yang langsung dielaskan pada ujung pipa stainless steel dengan lebar pembuka alur 3 cm. Ujung saluran pengeluaran berbentuk runcing dengan maksud agar pupuk tidak terbawa kembali setelah terjatuh kedalam tanah.

Gambar 14. Rancangan saluran pengeluaran pupuk


Kedalaman alur pupuk yang disarankan Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan adalah 7 sampai 10 cm. Dengan demikian pembuka alur dibuat mampu menempatkan pupuk pada kedalaman 7 sampai 10 cm.
2.8  Mesin Pemupuk Kelapa Sawit
Mesin pemupuk kelapa sawit menggunakan traktor roda empat sebagai sumber tenaganya. Mesin ini direncanakan mampu mengaplikasikan pupuk dengan membenamkan ke dalam tanah secara efektif.
Mesin pempuk ini terdiri atas asembly rangka, asemmbly hopper dan penjatah pupuk, assembly sistem transmisi, dan assembly rotari. (Tabel 5)
Tabel 5. Fungsional mesin pemupuk kelapa sawit
No
Unit assembly
Fungsi
1
Assembly rangka

Sebagai penopang/dudukan beberapa komponen, diantaranya adalah untuk menopang hopper, gearbox, dan pengkait assembly rangka depan dan sistem penyalur pupuk
2
Assembly hopper dan penyalur pupuk (metering device)
sebagai tempat pupuk dan penyalur pupuk sesuai dengan dosis yang ditentukan.
3
Assembly sistem transmisi

Sebagai penyalur tenaga, baik mereduksi atau menambah kecepatan putar dari satu komponen ke beberapa komponen lainnya
4
Assembly rotari

Sebagai pembenam sekaligus pengolah tanah agar pupuk dapat tercampur kedalam tanah (dengan kedalaman yang diharapkan).





a.      Assembly rangka
Berfungsi sebagai penopang, penyangga, dan dudukan bagian komponen mesin. Dalam rancangan ini, bahan yang digunakan harus sesuai dengan beban mesin yang diterima. Beban tarikan maksimum yang digunakan dalam perancangan rangka yang diambil, berdasarkan kemampuan tarik dari tenaga tarik (traktor roda empat). Penggunaan nilai kemampuan tarik traktor dalam perancangan ini, berfungsi agar saat mesin pemupuk sawit beroperasi di lapangan, ketika rangka terkena beban atau benda yang sangat keras, rangka tidak patah saat bekerja (Hadi, 2011)
Beberapa bahan yang dipilih adalah besi siku, besi kanal U, besi plat yang memiliki ketebalan yang hampir sama, alasan dipilih bahan tersebut karena kemudahan untuk dibentuk dan bahan cukup kuat untuk menopang beban. Dimensi spesifik dari rancangan rangka dapat dilihat pada Lampiran gambar kerja.
Rangka dilengkapi dengan rangka penggandengan (tiga titik gandeng) yang berfungsi sebagai titik gandeng dengan traktor roda empat. Berikut gambar tiga dimensi rangka yang di sajikan pada Gambar 15.
Gambar 15. Rangka mesin pemupuk kelapa sawit

Tiga Titik Gandeng         Penopang Rotari             Dudukan Mesin

b.      Assembly hopper dan penjatah pupuk
Berfungsi sebagai penampung pupuk (tempat pupuk). Hopper terbuat dari besi plat, yang merupakan bahan yang kuat dan dapat mengalirkan pupuk dengan baik. Desain hopper didasarkan pada sudut curah pupuk yang akan digunakan agar pupuk dapat mengalir, dengan rancangan sudut kemiringan dinding hopper 45°.
Hopper juga dilengkapi dengan penjatah pupuk (metering device) yang berfungsi untuk mengatur atau menakar jumlah pupuk yang keluar sesuai dosis yang diharapkan. Metering device ini terbuat dari bahan polietilen, alasan dipilihnya bahan tersebut, karena bahan mudah dibentuk sesuai dengan rancangan.
Dengan mempertimbangkan mekanisme penggerak atau putaran yang sederhana, maka dipilihlah jenis penjatah pupuk tipe rotor bercelah. Gambar tiga dimensi dari hopper dan metering device di sajikan pada Gambar 16.
Gambar 16. Hopper dan metering device mesin pemupuk kelapa sawit
c.       Assembly transmisi (penyalur tenaga)
Sistem transmisi merupakan sistem yang berperan dalam menyalurkan tenaga dari komponen ke komponen lainnya agar mesin mampu berfungsi dengan baik. Sistem transmisi yang digunakan adalah gearbox WPA 100 (1:10) dan sepasang rantai-sproket tipe RS 50. Berikut proses mekanisme kerja yang dilakukan oleh sistem transmisi mesin pemupuk kelapa sawit.

Prosesnya berawal dari putaran PTO traktor yang disalurkan ke gearbox. Gearbox memiliki poros input dan output (Gambar 6a). Poros tersebut digunakan sebagai penyalur tenaga, di mana masing-masing poros berbeda arah putarannya. Putaran poros (PTO-gearbox) sebagai input, yang arah putarannya searah jarum jam kemudian dikeluarkan ke poros output yakni ke poros rotari dan metering device, dengan arah berlawanan jarum jam. Dalam gearbox kecepatan putar PTO (direduksi) menjadi 1/10 nya.
Gambar 17. Sistem transmisi mesin pemupuk
d.      Assembly rotary
Berfungsi sebagai pembenam dan pencampur pupuk ke dalam tanah. Pisau rotari yang digunakan merupakan pisau rotavator Kubota KRL1600D yang dimodifikasi susunan pisau, jumlah pisau serta lebar pengolahan antara sisi-sisinya.
Dari hasil pengolahan tanah rotari dengan menggunakan pisau rotavator Kubota yang dilakukan dalam evaluasi kinerja dari konsep rancangan, maka diperlukan spesifikasi teknik yang dapat mendukung kegiatan pemupukan, diantaranya :
o   Pitch potongan tanah 4-6 cm, kecepatan putar rotari 200 rpm, jumlah pisau 2 bilah, dengan kecepatan maju mesin yang disesuaikan dengan pitch pemotongan tanah yang diinginkan.
o   Pisau rotari tipe L, dengan lebar aplikasi rotari 20 cm.
o   Rotari diputar oleh PTO traktor – gearbox.

Gambar 18. Komponen pengolah dan pembenam pupuk di dalam tanah



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pupuk tanaman dapat berbentuk padat, cair atau gas. Pupuk dapat diberikan melalui beberapa cara. Pemberian dapat dilakukan dengan menggunakan alat penyebar pupuk. Alat dan mesin penyebar pupuk mempunyai bentuk  bermacam-macam. Konstruksi dari alat tergantung dari macam pupuk yang akan diberikan. Pada prinsipnya, antara jenis alat penanam dan alat pemupuk terdapat beberapa persamaan dalam prinsip kerja. Persamaannya antara lain adanya pembuka alur, mekanisme penjatuhan pupuk atau benih, penutup alur dan tempat pupuk atau benih.
Berdasarkan sumber tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat,alat pemupukan dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
1.   Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia
2.   Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan
3.   Alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor
Mehring dan Cuming (1960) dalam Kepner (1978) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi besrnya keluaran pupuk adalah kemudahan pupuk untuk mengalir yang dipengaruhi oleh higroskopisitas (kecenderungan menyerap uap air dari udara), bentuk dan ukuran butiran pupuk, penggumpalan, berat spesifik pupuk kelembaban relatif tempat menyimpan, dan kerapatan benda.



DAFTAR PUSTAKA
Suwandi, A. Panjaitan dan A. U. Lubis. 2000. Manajemen Pemupukan Tanaman.
Daywin, F.J., Sitompul, R.G., dan Hidayat, I. 1993. Mesin-mesin Budidaya Pertanian. Academic Development of the Graduate Program, the Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University. Bogor.
Jones, F.R. 1952. Farm Gas Engin and Tractor. McGraw Hill Book Company. New York.
Virawan, G. 1989. Disain dan Uji Mesin Penanam dan Pemupuk Dengan Tenaga Tarik Traktor Tangan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Sumaryanto, H. 1991. Mekanisasi pertanian alat dan mesin pemupukan.
Radite, P.A.S., W. Hermawan, B. Budiyanto, and A. Azis. 2010. Development of variable rate fertilizer
applicator module based on 8-bit embedded system. Proc. Int‟ Conf. IFATA, IICC Bogor, Oct, 4-6, 2010.
Sakai, J., Sitompul, R.G., Sembiring, E.N., Setiawan, R.P.A., Suastawa, I.N., dan Mandang, T. 1998. Traktor 2-Roda. Laatorium Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, FATETA, IPB.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar mesin pemupuk Traktor tangan dan mesin pemupuk Traktor roda 4.
Gambar mesin pemupuk Traktor tangan
Gambar mesin pemupuk Traktor roda 4

Lampiran 2. Gambar mesin pemupuk dengan rotari tiller dan rotavator pada kedalaman 10 cm (menggunakan pisau tipe L).
Gambar mesin pemupuk dengan rotari tiller dan rotavator pada kedalaman 10 cm (menggunakan pisau tipe L)


Lampiran 3. Gambar  Prototipe mesin pemupuk laju variabel 4 jalur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar